Lansia Juga Bisa Stres, Maka Lakukan Hal Ini Untuk Tetap Bahagia
Ibu saya adalah seorang lansia. Beliau menyandang predikat lansia sudah hampir 20 tahun. Tentu saja tahun berganti tahun, fisik Ibu tidak sekuat ketika pertama kali menyandang status lansia.
Bahkan sudah hampir 6 tahun lalu, Ibu menderita saraf kejepit yang solusinya kalau menurut dokter adalah operasi. Namun Ibu memutuskan untuk tidak menjalani operasi karena konon dari cerita teman-temannya operasi di usia yang sudah tidak muda lagi alias lansia, rawan gagal.
Gagal disini bukan berarti kegagalan dokternya dalam melakukan operasi, namun proses penyembuhan lansia itu sendiri pasca operasi. Jadi ada teman Ibu yang justru setelah operasi, tidak kunjung sembuh.
Seperti yang kita ketahui bahwa lansia akan mengalami penurunan massa otot, dan regenerasi jaringan yang lebih lambat sehingga hal inilah yang mengakibatkan pemulihan yang lebih lama jika mendapatkan luka maupun ketika pasca operasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia perlu waktu yang lebih lama untuk menyembuhkan diri pasca operasi atau apabila setelah terserang penyakit, yaitu:
1. Regenerasi Sel yang Lebih Lambat
Semakin tua seorang manusia maka kemampuan tubuhnya untuk memproduksi sel-sel baru dan juga memperbaiki jaringan yang rusak akan melambat. Oleh karena itu tidak heran jika lansia yang sedang sakit atau pasca operasi akan mengalami waktu yang cukup lama dalam proses penyembuhan dan pemulihan untuk sakit seperti patah tulang, terkilir, dan cedera lainnya.
2. Kondisi Kesehatan Kronis
Meskipun tidak semua orang ketika masuk usia lanjut akan menderita banyak penyakit namun pada beberapa lansia yang saya temui, banyak yang menderina tekanan darah tinggi, diabetes serta kolesterol. Untuk lansia perempuan termasuk ibu saya, juga banyak yang menderita penyakit osteoporosis.
Tentu penyakit kronis tersebut dapat mengganggu sirkulasi dan respons imun. Dengan sistem imu yang tidak baik maka aliran darah ke area luka pun akan terhambat sehingga memperlambat penyembuhan.
3. Penurunan Massa Otot dan Kepadatan Tulang
Andaikan kalian masih memiliki orang tua yang masuk usia lanjut, coba perhatikan dan rasakan bahwa tinggi badan mereka akan menyusut. Saya merasakan sendiri dimana ketika muda, tinggi Ibu melebihi tinggi badan saya. Namun sudah beberapa tahun terakhir ibu, tinggi Ibu berada di bawah tinggi badan saya.
Lansia akan mengalami kehilangan massa otot dan penurunan kepadatan tulang sehingga berpotensi untuk meningkatkan risiko patah tulang dan mempersulit penyembuhan.
Pada umumnya tulang dan otot yang melemah membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun kekuatannya kembali.
Oleh karena keputusan Ibu yang tidak ingin dioperasi maka kami pun sepakat untuk berdamai dengan rasa sakit tersebut. Karena kebetulan saya yang tinggal bersama Ibu, maka saya selalu melihat bagaimana kondisi beliau sehari-hari.
Sudah hampir 3 tahun Ibu tidak mengikuti pengajian rutin di perumahan kami, dan tentu saja membuat beliau bosan. Ibu sudah tidak kuat berjalan jauh dan berdiri lama sehingga saya tidak menyarankan beliau untuk banyak beraktitivitas.
Namun tentu saja keterbatasan seorang lansia yang hanya berkutat di rumah akan membuat mereka bingung harus mengerjakan apa. Jika lama kelamaan bingung, maka bisa menimbulkan stres pada lansia.
Ada beberapa cara agar lansia terhindari dari stres akibat keterbatasan aktivitas fisik dikarenakan penyakit, dan berusaha saya terapkan pada Ibu. Beberapa cara agar Lansia tetap bahagian dan tidak mengalami stress ketika di rumah saja antara lain:
1. Jangan Larang Untuk Beraktivitas Ringan
Terkadang Ibu tidak tega ketika melihat saya melakukan pekerjaan rumah seorang diri. Mau menyewa ART juga sayang biayanya, sebab kondisi rumah tidak terlalu kotor karena tidak ada anak kecil.
Ibu memiliki inisiatif membantu pekerjaan rumah tangga dan saya pun tidak berani melarang, sebab khawatir akan mengecilkan hati beliau. Langkah tepat yang bisa kita ambil sebagai anak adalah membebaskan keinginan orang tua apabila ingin membantu kita di rumah, namun dengan syarat hanya pekerjana ringan.
Menyapu lantai, memasak sambil sesekali duduk di kursi merupakan aktivitas Ibu agar tidak bosan ketika hanya berada di rumah saja. Biarkanlah orang tua mencari kegiatan di tengah keterbatasan mereka.
Ibu juga masih rajin puasa Senin Kamis dan akan libur sejenak jika sakit beliau kambuh karena harus minum obat.
2. Temukan Kegemaran Lansia
Dulu Ibu saya suka sekali merajut, namun seiring berjalannya waktu beliau menghentikan aktivitasnya. Mungkin mata sudah terlalu lelah untuk merajut. Kegemaran Ibu suka berganti-ganti seperti menonton drama China, hehehe dan juga sekarang suka sekali mendengarkan cerita di YouTube tentang fiksi rumah tangga.
Karena Ibu juga tergabung di grup WhatsApp One Day One Juz (ODOJ) maka beliau setiap hari selalu membaca Al Qur'an. Apalagi terkadang Ibu suka menggantikan member lainnya yang sedang berhalangan mengaji sehingga sehari Ibu bisa mengaji sampai 2 hingga 3 juz.
3. Pertemukan Kembali Dengan Teman Lama
Saya berinisiatif untuk membekali Ibu dengan teknologi seperti smartphone sehingga beliau tidak gaptek sekali. Dan semenjak ada WhatsApp, ibu berhasil bertemu dengan teman-teman lama mulai dari teman SMP hingga teman kerja semasa muda.
Ketika Ibu ditelepon oleh teman lamanya, beliau selalu nampak sumringah dan bahkan bisa ngobrol berjam-jam. Oleh karena itu saya akan membiarkan Ibu telepon dan ngobrol dengan teman-temannya selama mungkin yang beliau inginkan.
Penutup
Kita yang masih berusia muda suatu ketika akan menjadi seorang lansia juga. Entah sakit apa yang akan kita derita di kemudian hari tapi harapan baik tentunya selalu ada. Harapan yang disertai dengan usaha untuk menjaga kesehatan, meskipun kadang takdir tak pernah bertanya.
Oleh karena itu persiapkan masa lansia sebaik mungkin, terutama yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental.
Jika lansia mudah stres maka coba untuk berkonsultasi ke terapis energetik karena jika dibiarkan terlalu lama tanpa ada solusi bisa menyebabkan seorang lansia mengalami pennurunan kesehatan. Sejatinya, seseorang yang mengalami penyakit tertentu biasanya diawali dengan kondisi pikiran yang terlalu menumpuk beban berlebih.
Kesehatan mental pada lansia sebaiknya mendapat perhatian khusus. Berbeda dengan orang usia muda, jika mengalami tekanan hidup atau stres setidaknya mereka dapat melarikan diri ke hal-hal yang menyenangkan hati seperti nongkrong di cafe, staycation atau masih banyak lagi. Namun pada lansia, jika mengalami stres maka sulit bagi mereka untuk mencari pelarian, dikarenakan keterbatasan fisik.
Referensi:
https://caringseniorservice.com/blog/how-long-does-it-take-seniors-to-recover-after-an-injury/

Posting Komentar untuk "Lansia Juga Bisa Stres, Maka Lakukan Hal Ini Untuk Tetap Bahagia"