Jefri Davidson Ama Kia, Relawan Guru Bangkitkan Minat Baca Anak di Pulau Sumba
![]() |
Sumber Foto: Website SATU Indonesia Awards |
Pernah gemes gak sih kalian misalnya saat scroll media sosial tentang salah satu akun tutorial misalnya yang diikuti, dimana masih banyak netizen masih saja bertanya padahal di caption media sosial itu sudah tertera jelas langkah-langkah yang harus dilakukan.
Saya sebagai pengguna media sosial yang sukanya scroll swipe di saat waktu luang, paling suka baca komen netizen dibanding melihat isi kontennya sendiri. Bukannya saya merasa paling benar, tapi melihat budaya membaca di masyarakat kita sendiri masih rendah itu membuat prihatin.
Saya pribadi pun dulu merupakan individu yang rendah literasi ketika awal-awal bergabung di komunitas blogger. Saya sering bertanya di grup tentang beberapa tutorial ngeblog padahal sebenarnya bisa mencari sendiri. Atau misal ketika tergabung di job blogger, saya pun sering bertanya mengenai hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan, karena di brief sudah tertera jelas.
Kalau mengenang masa-masa itu, jadi malu sendiri karena literasi saya masih terbilang rendah saat itu. Namun segala sesuatu itu perlu proses dan pembelajaran sehingga kita tidak perlu khawatir untuk takut salah. Yang penting ada niat mau berubah ke arah yang lebih baik.
Indonesia sendiri termasuk negara peringkat kedua dari bawah dengan minat baca yang rendah. Hal ini berdasaran data dari UNESCO, dimana menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah.
Menurut data yang diperoleh dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yaitu hanya 0,001%, yang memiliki arti dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Tentu hal ini menjadi masalah yang serius di bidang pendidikan di Indonesia karena minat baca yang rendah secara langsung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan kemampuan dalam berpikir kritis. Tidak hany siswa, orang dewasa yang memiliki minat baca rendah akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan dunia yang makin maju.
Sokola Sumba, Kampung Adat Sodan, Desa Laboya Dete, Pulau Sumba merupakan salah satu wilayah di Indonesia dimana anak-anak maupun orang dewasa, memiliki kemampuan literasi yang sangat minim.
Adalah seorang pemuda dari Nusa Tenggara Timur yang bernama Jefri Davidson Ama Kia memiliki kepedulian terhadap rendahnya literasi anak-anak dan masyarakat di kampung tempat dia tinggal.
Karena kepeduliannya itu yang membuat Jefri Davidson Ama Kia bergabung dengan Sokola Institute sebagai relawan guru pada tahun 2016. Lalu pada tahun 2019, Jefri Davidson Ama Kia memulai tugas sebagai relawan guru. Program pendidikan yang digagas oleh Sokola Institute diberi nama Sokola Sumba dan melalui program pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca tulis dan menghitung bagi masyarakat setempat.
![]() |
Sumber Gambar: Website www.sokola.org |
Diharapkan anak-anak putus sekolah dan orang dewasa yang belum bisa membaca dapat terlatih hingga akhirnya bisa baca tulis dan berhitung. Program Sokola Sumba dilaksanakan di berbagai lokasi Kampung Sodan sejak 30 Agustus 2019.
Sokola Sumba sebagai bagian dari program Sokola Institut telah menjangkau 46 anak usia sekolah, 78 orang dewasa, serta remaja di Kampung Sodan. Perlahan demi perlahan warga mulai memahami literasi dasar dan bukan hanya itu saja, Jefri Davidson Ama Kia dan tim juga mengajak dan mengajarkan masyarakat lokal dalam beberapa pelatihan seperti mengenal pertanian organik dan keterampilan tradisional menenun.
Meskipun banyak anak putus sekolah di Kampung Sodan, diharapkan mereka tetap memiliki skill di beberapa bidang agar tetap bisa bekerja secara produktif.
Program Sokola Sumba menggandeng Dinas Pendidikan setempat dalam upaya mengembangkan 20 kelompok belajar yang dikelola oleh kader lokal. Harapan terbesar Davidson Ama Kia, program tersebut dapat berkelanjutan dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Sodan melalui pendidikan yang lebih baik.
Bukan tanpa sebab Jefri Davidson Ama Kia, pemuda asal Kampung Sodan, Sumba Barat, tertarik dan peduli terhadap dunia literasi, khususnya melihat fenomena rendahnya minat baca warga di kampung tempatnya tinggal. Sampai-sampai pemuda ini dijuluki “Penerang Literasi Kampung Sodan” karena memiliki kegigihan memperjuangkan pendidikan dasar di wilayah tempat tinggalnya.
Sementara Sokola Institute sendiri berupayamenyediakan pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terluar, terpencil, dan terdalam di Indonesia dan salahnya satunya di Kampung Sodan. Bersyukur sekali Jefri Davidson Ama Kia bisa bergabung di Sokola Institute sebagai Koordinator Hokola Huba (nama lain dari program Sokola Sumba).
Fokus utama Jefri sebagai pemimpin dalam program Sokola Sumba adalah berusaha dengan semaksimal mungkin menurunkan tingkat buta huruf dan berhitung di wilayah tersebut.
Atas kegigihannya terhadap dunia literasi di Kampung Sodan, pada tahun 2024 Jefri Davidson Ama Kia mendapatkan apresiasi penghargaan dari SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards dalam bidang pendidikan dengan judul kegiatan Relawan Guru.
Adapun SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk untuk putra putri Indonesia yang telah memberikan kontribusi di bidang pendidikan, kesehatan,, lingkungan, kewirausahaan dan bidang teknologi.
Semoga para generasi muda lainnya banyak terinspirasi oleh semangat dan kegigihan Jefri Davidson Ama Kia dalam memberantas buta huruf di lingkungan tempat tinggalnya.
#APA2025-ODOP
Referensi:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/29/kisah-jefri-davidson-hakola-humba
Sokola Sumba sebagai bagian dari program Sokola Institut telah menjangkau 46 anak usia sekolah, 78 orang dewasa, serta remaja di Kampung Sodan. Perlahan demi perlahan warga mulai memahami literasi dasar dan bukan hanya itu saja, Jefri Davidson Ama Kia dan tim juga mengajak dan mengajarkan masyarakat lokal dalam beberapa pelatihan seperti mengenal pertanian organik dan keterampilan tradisional menenun.
Meskipun banyak anak putus sekolah di Kampung Sodan, diharapkan mereka tetap memiliki skill di beberapa bidang agar tetap bisa bekerja secara produktif.
Program Sokola Sumba menggandeng Dinas Pendidikan setempat dalam upaya mengembangkan 20 kelompok belajar yang dikelola oleh kader lokal. Harapan terbesar Davidson Ama Kia, program tersebut dapat berkelanjutan dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Sodan melalui pendidikan yang lebih baik.
Jefri Davidson Ama Kia dan Kepedulian Terhadap Dunia Literasi
![]() |
Kampung Sodan Sumber Gambar: Tangkapan Layar YouTube @sipriumbuchannel |
Bukan tanpa sebab Jefri Davidson Ama Kia, pemuda asal Kampung Sodan, Sumba Barat, tertarik dan peduli terhadap dunia literasi, khususnya melihat fenomena rendahnya minat baca warga di kampung tempatnya tinggal. Sampai-sampai pemuda ini dijuluki “Penerang Literasi Kampung Sodan” karena memiliki kegigihan memperjuangkan pendidikan dasar di wilayah tempat tinggalnya.
Sementara Sokola Institute sendiri berupayamenyediakan pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terluar, terpencil, dan terdalam di Indonesia dan salahnya satunya di Kampung Sodan. Bersyukur sekali Jefri Davidson Ama Kia bisa bergabung di Sokola Institute sebagai Koordinator Hokola Huba (nama lain dari program Sokola Sumba).
Fokus utama Jefri sebagai pemimpin dalam program Sokola Sumba adalah berusaha dengan semaksimal mungkin menurunkan tingkat buta huruf dan berhitung di wilayah tersebut.
Atas kegigihannya terhadap dunia literasi di Kampung Sodan, pada tahun 2024 Jefri Davidson Ama Kia mendapatkan apresiasi penghargaan dari SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards dalam bidang pendidikan dengan judul kegiatan Relawan Guru.
Adapun SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk untuk putra putri Indonesia yang telah memberikan kontribusi di bidang pendidikan, kesehatan,, lingkungan, kewirausahaan dan bidang teknologi.
Penutup
Indonesia patut bangga dengan kehadiran sosok Jefri Davidson Ama Kia yang memiliki kepedulian di bidang pendidikan terhadap kampung halamannya sehingga Jefri berusaha bergabung dalam komunitas yang memiliki program salah satunya meningkatkan minat baca masyarakat di Kampung Sodan.Semoga para generasi muda lainnya banyak terinspirasi oleh semangat dan kegigihan Jefri Davidson Ama Kia dalam memberantas buta huruf di lingkungan tempat tinggalnya.
#APA2025-ODOP
Referensi:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/29/kisah-jefri-davidson-hakola-humba
https://www.sokola.org/about-us/team
https://kallainstitute.ac.id/rendahnya-minat-literasi-di-indonesia/
Posting Komentar untuk "Jefri Davidson Ama Kia, Relawan Guru Bangkitkan Minat Baca Anak di Pulau Sumba"