Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pilih Mana: Gaji Besar atau Kenyamanan Kerja?


Seringkali kita dihadapkan dengan pilihan yang merupakan sebuah dilema ketika bekerja di sebuah perusahaan. Apakah harus memilih gaji besar atau kenyamanan kerja. Padahal jika boleh memilih maka tentu kita akan memilih keduanya. Siapa sih yang tidak mau bekerja dengan iming-iming gaji yang menggiurkan plus lingkungan kerja yang asyik.

Memang segala sesuatu dalam dunia ini harus dihadapkan pada dua pilihan. Tidak bisa berjalan beriringan. Kalaupun bisa, maka akan sulit sekali terjadi. Biasanya seseorang yang memiliki gaji besar akan dituntut porsi kerja yang juga besar dalam pekerjaannya. Entah sering pulang larut malam, harus closing dengan jumlah sekian rupiah dan lain sebagainya.

Sementara ketika seseorang memilih kenyamanan kerja, bisa jadi dia tidak mendapatkan gaji yang besar dan mungkin tak ada jenjang karir yang bisa dibanggakan. Semua tergantung pilihan Anda, ingin hidup tenang atau ingin punya karir yang bisa dibanggakan agar bisa diceritakan kepada semua orang.

Saya pribadi pun merasa saat ini berada pada suatu titik antara nyaman dan tidak nyaman bekerja. Kenapa demikian? Nyaman bekerja, karena pimpinan perusahaan tidak pernah datang ke kantor sehingga seluruh karyawan bisa seenaknya saja. Namun saya tidak bisa demikian. Saya yang terbiasa kerja disiplin selalu datang tepat waktu ke kantor meski hujan sekalipun.

Saya pun walau merasa nyaman di kantor yang sekarang, namun di sisi lain merasa tidak nyaman. Hal ini dikarenakan saya berada di tengah-tengah karyawan yang merupakan saudara dari pimpinan perusahaan. Bekerja dengan saudara pimpinan perusahaan itu ibaratnya serasa makan hati ya gaes, Mereka dengan seenaknya terlambat datang ke kantor menggunakan 1001 alasan.

Yang paling bikin gemes adalah ketika salah satu teman yang notabene saudara pimpinan berkata kepada saya, bahwa dia terlambat karena harus mengantar istrinya kerja. Dia merasa berat dengan ongkos ojek online istrinya selama sebulan 500ribu, sehingga jika dia antar istrinya akan menghemat biaya. Dalam hari saya bergumam, padahal saya saja kalau suami pas kerja selalu naik ojek online sendiri. Itu mengeluarkan biaya juga lho!

Padahal posisi saya dan istri teman itu sama donk. Sama-sama bekerja dan memiliki gaji sendiri. Kok bisa dia beralasan ingin menghemat ongkos transportasi istrinya. Alasan yang tidak masuk akal!

Bisakah Kalian Memilih? Gaji Besar atau Rasa Nyaman di Pekerjaan?

Saya tidak mau munafik jika gaji di kantor yang sekarang sudah cukup lumayan apalagi dengan ritme kerja yang santai. Namun jika melihat dua orang rekan kerja yang istilahnya hanya makan gaji buta, saya kok ikutan gemes. Kadang saya berasa balas dendam jika ingin leyeh-leyeh saja seharian dan tak melakukan apapun.

Namun hati kecil saya berontak. Saya bukan tipe pemalas yang hanya leyeh-leyeh saja. Bahkan di saat pandemi 2020 kemarin pun, ketika suami dirumahkan, saya berpikir bagaimana caranya agar suami kerja walau itu hanya berjualan sembako. Sekarang saya tidak ingin menggunakan kata "hanya", karena dari hal kecil kita bisa kok membuat sesuatu menjadi besar dalam hidup ini.

Jika disuruh memilih antara gaji besat atau rasa nyaman, maka saya akan:
  • Lihat Situasi dan Kondisi
Jangan tergesa-gesa ya gaes kalau ingin resign itu. Biar bagaimanapun, kita butuh uang, dan uang didapat dari gaji yang diterima per bulannya. Bicara kenyamanan, mungkin tidak akan pernah nyaman jika kita bekerja menjadi kuli di perusahaan yang bukan milik kita. Saya mendambakan bisa punya perusahaan sendiri suatu saat nanti. Aamiin.

Namun jika belum ada jalannya, maka bersabarlah dulu ya gaes. Walau kantormu memberikan rasa tak nyaman, bersabarlah sejenak. Jangan mendadak ingin resign. Memang rezeki milik Allah SWT, namun hati dan perasaan itu milik Anda sebagia manusia.
  • Ijinkan Hati Nurani yang Berbicara
Jika sudah tidak kuat dengan kondisi kantor dan Anda benar-benar tidak kuat, maka saya pun tidak bisa memberi nasihat apapun. Anda yang menjalani hidup ini dan Anda pula yang paling tahu apapun terbaik untuk hidup ini.

Hati nurani memang berperan besar dalam hidup kita. Walau terkadang bisa salah, namun ikuti kata hati kadang membuat nyaman. Gaji besar tidak identik dengan kebahagiaan kok. Ada orang yang berani mundur dari perusahaan yang berani membayarnya tinggi, namun dia tidak bahagia. Ketika dia resign dari kantornya itu, dan membuka usaha sendiri justru lebih bahagia dan berkah hidupnya.
  • Ambil Keputusan yang Terbaik
Apabila Anda sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan pekerjaan karena sudah tidak nyaman lagi, maka keputusan itulah yang terbaik yang pernah Anda ambil. Jangan pernah menyesali yah, karena jika sudah melangkah ke depan rasanya sulit mundur ke belakang lagi. Hal inilah yang menyebabkan saya belum berani untuk resign dari pekerjaan saat ini. 

Posting Komentar untuk "Pilih Mana: Gaji Besar atau Kenyamanan Kerja?"