Perbedaan Ilmu Parenting Modern dan Konvensional, Mana Pilihanmu?
Jika dulu ketika saya bandel dan ketahuan sama almarhum Bapak, melihat tatapan Bapak melotot kepada saya saja sudah membuat takut. Atau dulu ketika saya kelas 3 SMP dan teman-teman sekelas mengadakan perayaan tahun baru, saya dijemput oleh beberapa teman perempuan untuk ikut merayakan tahun baru. Namun almarhum Bapak melarang saya dengan alasan sudah terlalu malam. Saya masih ingat waktu itu saya dijemput sudah pukul 21.00 WITA.
Entah kenapa saya tidak marah atau ngambek ketika almarhum Bapak melarang saya ikut perayaan tahun baru. Dan sekarang ketika dewasa mengenang masa dimana saya dilarang Bapak, kok jadi bersyukur karena pastinya almarhum punya alasan di balik larangan tersebut.
Tapi kembali lagi, parenting yang diterapkan oleh Bapak saya bisa dibilang parenting konvensional zaman dulu tahun 1995-an dimana teknologi belum berkembang pesat. Sekarang saja kita sudah memasuki tahun 2025, which is sudah 30 tahun berlalu. Wow!
Berbeda lagi dengan cerita dari eks teman kerja saya dimana dia punya anak laki-laki kelahiran tahun 1997. Kalian sudah tahu pastinya anak kelahiran 1997 dikategorikan sebagai Gen Z.
Jadi anak laki-laki eks teman kerja saya itu selalu marah dan mendebat setiap dia berusaha memberi nasihat kepadanya. Tentu saja nasihat yang tujuan utamanya adalah demi kebaikan anak itu sendiri. Misalnya saja ketika si anak diberi nasihat untuk tidak terlalu sering membeli sepatu karena bisa berdampak terhadap kondisi finansialnya. Maklum saja, si anak baru diterima bekerja di pabrik dengan gaji UMK.
Namun jawaban si anak justru membuat sakit hati teman saya itu, dimana sebagai seorang ayah ada rasa tidak terima ketika anaknya berargumen menyakitkan. Tapi karena teman saya tidak mau memperpanjang masalah, akhirnya dia hanya berlalu di depan anaknya sambil diam saja.
Memang disadari atau tidak, ilmu pengasuhan orang tua terhadap anak berkembang setiap saat. Ilmu pengasuhan atau yang lebih dikenal ilmu parenting sekarang ini memiliki arti sebagai ilmu yang mempelajari tentang cara menjadi orang tua yang baik dan efektif. Ilmu ini mencakup berbagai hal, mulai dari perkembangan anak, psikologi anak, hingga strategi komunikasi yang efektif dengan anak.
Mungkin zamannya orang tua saya, tidak ada yang namanya teori dalam pengasuhan. Yang adalah adalah learning by doing. Namun jika hal tersebut diterapkan di zaman sekarang, rasanya akan sedikit sulit karena perkembangan informasi sudah semakin derasnya dan anak-anak zaman sekarang mungkin tidak sama seperti zaman saya misalnya.
Oleh karena itu ketika pasangan suami istri akan mempersiapkan kehadiran anak pertama mereka, diharapkan sudah mulai mempelajari ilmu parenting dasar.
Tujuan utama mempelajari ilmu parenting adalah untuk membekali orang tua agar tidak salah dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Dengan belajar ilmu parenting baik itu secara otodidak melalui media sosial atau belajar langsung kepada ahlinya dengan mengikuti workshop, orang tua diharapkan dapat:
- Menciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak
- Memahami kebutuhan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya
- Menerapkan pola asuh yang tepat sesuai dengan karakter anak
- Membentuk karakter anak yang positif
Ternyata mempelajari ilmu parenting memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk orang tua namun juga bagi anak. Bagi orang tua, ilmu parenting dapat membantu mereka menjadi orang tua yang lebih percaya diri dan kompeten. Bagi anak, ilmu parenting dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.
Mungkin saat ini pun masih ada juga sebagian orang tua yang menerapkan gaya parenting konvensional. Dalam hal ini tidak ada yang salah ataupun benar. Ketika orang tua menerapkan gaya parenting konvensional, artinya sudah siap dengan segala konsekuensi yang terjadi terhadap hubungan orang tua dan anak.
Ciri-ciri gaya parenting konvensional antara lain:
- Tradisional, dimana lebih berbasis pada nilai-nilai dan norma yang diwariskan dari generasi ke generasi.
- Otoriter dimana orang tua akan memiliki otoritas penuh dalam membuat keputusan dan anak harus tunduk dengan peraturan orang tua.
- Hukuman fisik dimana orang tua akan menggunakan hukuman fisik sebagai cara mendisiplinkan anak.
- Fokus pada kepatuhan dimana gaya parenting konvensional lebih menekankan pada kepatuhan anak terhadap orang tua.
Baik ilmu parenting konvensional maupun modern ada plus minusnya. Ketika kalian menerapkan ilmu parenting konvensional maka sedikit banyak akan mampu menanamkan nilai-nilai moral dan agama yang kuat pada anak.
Sementara kelemahan ilmu parenting konvensional adalah orang tua cenderung kurang empati dalam hal ini kurang memperhatikan kebutuhan emosional anak. Sementara hukuman fisik yang diberikan orang tua dapat menyebabkan trauma pada anak. Ilmu parenting konvensional juga sudah kurang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman lagi apabila masih diterapkan sekarang ini.
Sementara itu beberapa ciri dari ilmu parenting modern antara lain:
- Berbasis Penelitian karena sekarang ini ada banyak penelitian ilmiah tentang perkembangan anak serta gaya parenting orang tua.
- Lebih demokratis karena melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
- Tanpa kekerasan dimana orang tua akan menghindari hukuman fisik dan menggantinya dengan cara-cara yang lebih positif. Cara yang lebih positif adalah dengan mengajak untuk melakukan aktivitas anak sehingga orang tua bisa lebih membangun bonding dengan anak.
- Bersifat fleksibel dimana lebih terbuka terhadap perubahan dan perkembangan zaman.
- Fokus pada perkembangan anak seperti perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.
Tentu saja diharapkan dengan menerapkan ilmu parenting modern dalam membangun hubungan yang lebih hangat dan dekat antara orang tua dan anak.
Meskipun ilmu parenting modern dianggap memiliki banyak kelebihan namun sebagian orang tua menganggap gaya parenting ini kurang tegas dalam menerapkan batasan pada anak.
Kesimpulan
Ilmu parenting terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Ilmu parenting modern lebih menekankan pada pendekatan yang berbasis penelitian, menghormati hak anak, dan fokus pada perkembangan anak secara holistik. Meskipun demikian, nilai-nilai positif dari parenting konvensional seperti penanaman nilai moral dan agama tetap relevan dan dapat diintegrasikan dalam pola asuh modern.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pun gaya parenting yang sempurna. Setiap keluarga memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda. Orang tua perlu memilih dan menyesuaikan gaya parenting yang paling sesuai dengan kondisi keluarga dan kebutuhan anak.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Perbedaan Ilmu Parenting Modern dan Konvensional, Mana Pilihanmu?"