Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tutorial Singkat Bepergian Dengan Kereta Api di Masa Pandemi

Bepergian di masa pandemi

Siapa yang pernah bepergian di masa pandemi ini ? Saya akhirnya tanggal 1 Oktober 2021 lalu memberanikan diri bepergian menggunakan kereta api menuju kota Semarang. Sebenarnya kepergian saya ini dikarenakan ada berita duka yaitu bude meninggal dunia.

Bude merupakan kakak kandung dari Ibu saya yang otomatis kaget ketika mendengar kalau kakaknya meninggal dunia di usia 84 tahun. Saya pun mengajak ibu saya ke Semarang untuk melakukan takziah. Walau nantinya kami tak bisa melihat jenazah Bude, tapi setidaknya kami sudah sampai ke Semarang untuk pergi berdoa ke makam beliau.

Bepergian dengan Ibu yang berusia 75 tahun menurut saya sesuatu hal yang menantang dan butuh kesabaran. Hal ini dikarenakan Ibu saya sudah memasuki fase yang tidak kuat bepergian jauh dan lama apalagi menggunakan moda transportasi umum seperti kereta api.

Namun karena sedang berada di kondisi darurat akhirnya saya mengajak Ibu untuk ke Semarang. Dengan menggunakan tongkat sebagai alat bantu, saya bersyukur Ibu berhasil ke Semarang dengan selamat dan juga pulang ke Surabaya tanpa kurang suatu kondisi apapun.

Bepergian Dengan Kereta Api di Masa Pandemi: Ini Tutorial Saya


Beberapa tutorial sederhana dari saya ketika kalian hendak bepergian di masa pandemi menggunakan kereta api yaitu:

1. Pesan tiket kereta api secara online

Saat pandemi usahakan untuk membeli tiket perjalanan secara online. Hal ini meminimalkan kita berkerumum dan juga setahu saya Kereta Api sudah tidak menjual tiket secara offline lagi. Apalagi saya membawa ibu yang sudah lansia sehingga kasihan juga jika beliau harus berdiri antri misalnya.

Saya sendiri membeli tiket kereta api di aplikasi KAI yang saya unduh sehari sebelum keberangkatan. Tentunya saya pilih gerbong dan tempat duduk yang berdekatan dengan Ibu. Jadi sampai di stasiun kita tidak perlu repot lagi memikirkan tiket kereta api yang belum terbeli.

2. Lakukan Swab Antigen di klinik terdekat.

Sebenarnya kita bisa melakukan Swab Antigen di stasiun kereta api yang akan dituju namun ternyata sepenglihatan saya antriannya cukup panjang juga. Hal ini dikarenakan Swab Antigen di stasiun lebih murah biayanya yaitu Rp. 45.000 saja. Lebih murah menurut saya jika dibandingkan dengan Swab Antigen di klinik atau rumah sakit yang masih berkisar di harga Rp. 100.000,-.

Namun peraturan dari KAI bahwa jika ingin Swab Antigen di stasiun harus datang minimal 3 jam sebelum keberangkatan. Hal ini dimaksudkan menghindari antri panjang yang menyebabkan penumpang bisa tertinggal kereta akibat antri untuk swab antigen.

Karena saya khawatir Ibu saya akan lelah ketika harus menunggu 3 jam di stasiun, akhirnya saya memutuskan untuk swab antigen di rumah sakit dekat kantor. Biayanya memang lebih mahal dibanding swab antigen di stasiun tapi kami tidak perlu menunggu sampai 3 jam lamanya di stasiun.

3. Siapkan aplikasi PeduliLindungi di Smartphone 

Setelah pemerintah menggalakkan vaksinasi Covid-19 tentu untuk mempermudah seluruh warga negaranya akhirnya dibuatlah aplikasi PeduliLindungi yang bisa kita instal di smartphone masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila di tempat tujuan diminta barcode guna mengetahui apakah kami sudah vaksin atau belum.

Ternyata ketika saya melakukan chek ini di stasiun di dalam barcode yang tertera di boarding pass sudah ada keterangan bahwa saya dan Ibu telah melakukan vaksinasi sebanyak 2 kali. Senang juga ya kita berada di negara yang telah dikatakan canggih sistemnya.

4. Chek Kelengkapan Identitas Diri Ketika Bepergian

Membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ini penting sekali ketika bepergian. Walau saya yakin tidak akan ditanya oleh petugas KAI karena sekarang semua sistem sudah terintegrasi sehingga data kami pun sudah terbaca ketika pertama kali membeli tiket kereta api.

Bagi saya mau secanggih apapun kita hidup di dunia sekarang, kartu identitas merupakan benda penting yang harus kita bawa kemana saja.

5. Bawa Uang Secukupnya

Karena hidup di era yang sudah sangat canggih menurut saya maka ketika bepergian pun saya tidak pernah membawa uang banyak di dompet. Hampir semua uang untuk bepergian saya alokasikan ke beberapa dompet digital seperti, Gopay, Ovo, maupun Dana.

Saya tidak terpaku pada satu platform dompet digital saja, melainkan yang membawa manfaat akan saya pergunakan. Terbukti ketika ke Semarang, saya tidak banyak mengeluarkan yang tunai karena seluruh transaksi cukup dengan dompet digital saja.

6. Obat-obatan

Jika kalian masih berusia muda belia, maka tak masalah jika bepergian tanpa membawa obat-obatan karena masih bisa membelinya di kota tujuan. Namun jika saya harus bepergian bersama Ibu yang sudah memasuki usia lansia maka obat-obatan menjadi barang yang wajib dibawa.

Obat-obatan yang wajib dibawa Ibu adalah tentu saja yang relate dengan kondisi sakitnya saat ini. Misalnya Ibu saya memiliki tekanan darah tinggi dan juga kolesteral maka tentu saja obat yang dibawa adalah Simvastatin dan juga Amlodiphine.

Penutup

Tidak masalah ketika kalian harus bepergian dengan orang tua yang sudah memasuki usia lanjut. Yang terpenting adalah kalian harus mempersiapkan segala perlengkapan orang tua manakala harus berangkat ke luar kota dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api.

Demikian tutorial singkat saya bepergian ke Semarang menggunakan kereta api ketika masih pandemi. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Tutorial Singkat Bepergian Dengan Kereta Api di Masa Pandemi"