Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Berhemat di Saat Pandemi Untuk Keluarga Besar

 
Cara Berhemat

Jika saya perhatikan beberapa tahun terakhir ini, ada fenomena dalam suatu keluarga memiliki anak lebih dari dua. Entahlah apakah pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari dua itu memang merencanakan atau tak sengaja kebobolan di tengah penggunaan alat kontrasepsi mereka.

Berbeda sekali ketika di era Order Baru dimana Presiden Soeharto mencanangkan program Keluarga Berencana atau yang disingkat KB. Sebenarnya program KB sendiri sudah dirintis oleh pemerintah sejak tahun 1950-an. Namun karena saya lahir di tahun 80-an sehingga tahunya kalau KB itu sendiri berjaya di era Presiden Soeharto.

Adapun tujuan dari program Keluarga Berencana itu sendiri antara laina:
  1. Mengurangi angka kelahiran
  2. Menekan angka kematian pada ibu dan anak
  3. Menekan jumlah penduduk di Indonesia yang berdampak pada keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan jumlah penduduk yang ada.
Tentu saja semua program pemerintah memiliki dampak yang menguntungkan bagi bangsanya karena diharapkan tentu dengan berhasilnya program KB  ini masyarakat akan lebih sejahtera.

Namun setelah 50 tahun program KB masih terus dicanangkan pemerintah ternyata 10 tahun terakhir ini bisa dikatakan program tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kalau kata orang Jawa "mandeg" istilahnya.

Berikut beberapa berita kalau program KB bisa dikatakan mandeg setelah 50 tahun dicanangkan:



Akhirnya muncullah fenomena banyaknya anak yang dimiliki oleh pasangan suami istri. Yang saya perhatikan maksimal 4 anak dimiliki dalam suatu keluarga Tidak usah jauh-jauh saya melihatnya, di kalangan para selebritas saja saya melihat satu keluarga terdiri dari 6 sampai 7 anggota keluarga. Biasanya ayah ibu dengan 4 atau 5 orang anak.

Sebenarnya hak setiap pasangan suami istri memiliki anak dalam jumlah berapapun. Namun perlu diingat bahwa kondisi finansial setiap keluarga berbeda-beda. Ada yang memiliki penghasilan dan juga tabungan berlebih namun ada juga pasangan suami istri yang hidup dalam kondisi pas-pasan.

Bagi kalian yang sudah telanjur memiliki anak lebih dari 2 sesuai dengan anjuran pemerintah maka selain menerima dengan ikhlas, sebagai orang tua harus memiliki persiapan dana dalam membesarkan anak.

Kita tidak tahu manakala ada pandemi seperti yang terjadi awal Maret 2020 di Indonesia. Bagi pasutri yang tidak memiliki anak banyak dan memiliki pekerjaan tetap sih bisa santai dan woles saja ya. 

Namun bagaimana dengan pasangan suami istri yang memiliki anak banyak ketika menghadapi pandemi? Apalagi jika ayah sebagai tulang punggung keluarga tiba-tiba harus dirumahkan karena sepinya omset perusahaan. Tentu akan menambah permasalahan dalam rumah tangga itu sendiri.

Untuk itulah saya mencoba memberikan sedikit tips bagi kalian yang kebetulan dikaruniai anak lebih dari dua orang untuk berhemat di saat pandemi ini. 

4 Cara Berhemat di Saat Pandemi Untuk Keluarga Besar: Butuh Kekompakan Seluruh Anggota Keluarga

Ayah ibaratnya nahkoda dalam sebuah rumah tangga. Ayah pemimpin bagi istri dan juga seluruh anak-anaknya. Ayah memiliki peran sebagai pencari nafkah yang harus membiayai seluruh kebutuhan rumah tangga.

Walaupun di zaman sekarang peran pencari nafkah tidak didominasi oleh suami semata, namun alangkah lebih baik jika laki-laki tetap sebagai garda terdepan rumah tangga. Jika ibu bekerja dan gajinya digunakan untuk membantu ayah menafkahi kebutuhan sehari-hari, maka jika dalam Islam itu jatuhnya sedekah kepada suami.

Memang butuh kekompakan diantara seluruh anggota keluarga dalam berhemat selama pandemi belum pulih 100% ini. Baik itu ayah, ibu maupun anak harus saling memahami kondisi satu sama lain dan tidak saling membebani. 

Menurut hemat saya, ada beberapa cara berhemat di saat pandemi untuk keluarga besar diantaranya:

1. Tetap menyisihkan sebagian gaji untuk ditabung 

Walau memiliki banyak anak, namun bukan menjadi alasan bagi ayah dan ibu untuk tidak menabung. Menabung tidak harus dalam nominal besar. Sisihkan saja 5% dari gaji yang diperoleh untuk menabung. Mungkin kelihatannya sedikit sekali ya Bund, namun percayalah jika kalian sedang dalam keadaan darurat maka tabungan tersebut akan sangat berarti,

2. Tidak sering jajan di luar, memasaklah agar lebih hemat.

Mungkin sudah sejak dini sebuah keluarga besar berhemat dengan makan masakan yang ada di rumah. Jajan di luar rumah boleh-boleh saja namun usahakan seminim mungkin. Saya tahu bahwa anak biasanya akan banyak makan karena dalam masa pertumbuhan namun seorang Ibu yang bijak akan punya banyak ide untuk membuat buah hatinya tetap kenyang.

Memasak camilan sendiri di rumah selain lebih sehat juga lebih hemat donk. Anak harus dibiasakan sejak kecil untuk mau makan apa saja yang dimasak ibu mereka tanpa protes. Hal ini akan melatih mental mereka ketika keluarga sedang dalam kondisi susah.

3.  Pakaian kakak yang masih bagus, bisa dipakai ke adik

Bukan berarti adik tidak berhak mendapat baju baru, namun ayah dan ibu harus membiasakan berhemat sejak dini. Jika masih ada barang-barang dari kakak yang masih bisa dipakai seperti mainan atau pakaian, tidak ada salahnya adik menggunakan milik kakak tersebut.

Jika ada uang belebih, ayah dan ibu pasti akan membelikan baju baru kok untuk adik. Namun kan situasi saat ini sedang pandemi yang memerlukan keprihatinan semua pihak tanpa terkecuali.

4. Beri pengertian kepada anak untuk selalu berhemat

Namanya juga anak-anak dimana ada fase mereka tidak ingin mendengar nasihat orang tua. Sebagai orang tua, Ayah dan Ibu jangan pernah lelah ya mengajarkan filosofi hidup kepada anak-anak agar tidak boros, disiplin dengan waktu dan prinsip hidup positif lainnya. 

Mungkin nasihat Ayah dan Ibu tidak begitu diperhatikan saat ini namun seiring berjalannya waktu anak-anak akan memahami betapa susahnya orang tua mereka bekerja.

Kesimpulan

Pandemi yang berlangsung menginjak tahun kedua ini mengajarkan kita banyak hal yaitu hidup hemat, lebih bijaksana dan segala hikmah positif lainnya. Menjadi sebuah keluarga besar merupakan anugerah yang Tuhan beri untuk kalian yang memilikinya.

Tak perlu menyesalinya namun bagaima caranya mensiasati agar keluarga besar yang kalian miliki tetap harmonis dan juga disiplin dalam pengaturan keuangan. Rezeki memang datangnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa namun sebagai manusia kita wajib berusaha dengan bekerja keras.

Jangan lupa untuk kalian sebagai keluarga besar tetap berhemat ya meskipun nantinya pandemi sudah berlalu. 

10 komentar untuk "Cara Berhemat di Saat Pandemi Untuk Keluarga Besar"

  1. Alhamdulillah tips diatas sudah diterapkan di rumah, cuma untuk mengajarkan ke anak untuk berhemat ga mudah, insyaallah kebutuhan kita semua dicukupkan ya mbaa, aamiin

    BalasHapus
  2. Nah, jajan di luar ini nyatanya memang bisa jadi biang pengeluaran Mbak. Jika memasak sendiri taruhlah 50 ribu bisa untuk sehari, kalau beli hanya untuk sekali makan.

    BalasHapus
  3. Thx infonya. Berhemat dalam kondisi pandemi Covid-19 tentunya berbeda dibandingkan situasi normal. Ada pos yang bisa dihemat, seperti mengurangi makan di luar dan mulai masak di rumah

    BalasHapus
  4. salah satu cara berhemat itu masak setiap hari ya mbak hehehe
    kalau urusan jajan-jajan di luar mungkin hanya bisa sekali sebulan di tanggal gajian

    BalasHapus
  5. Justru saya merasa rata-rata teman saya anaknya dua, tetapi enggak tahu juga sih ke depannya. Kan masih di usia tiga puluhan masih ada kemungkinan nambah �� Kalau saya pribadi merasa cukup dengan dua anak ��

    BalasHapus
  6. Masak sendiri lebih terasa hematnya saat pandemi ini jadi pengeluaran untuk jalan2 bisa lebih diminimalisir , saya setuju sama tipsnya mba untuk menabung setidaknya 5%, akan terasa manfaatnya di masa depan

    BalasHapus
  7. Anakku cuma dua, tapi aku tinggal bareng kedua orangtua dan adik yang ketiganya sama-sama nggak punya penghasilan. Otomatis, pengeluaran bulanan juga besar. Nggak apa-apa, semoga selalu diberikan kemudahan dalam menjemput rezeki, ya. Aamiin.

    Anak-anak memang harus belajar menerima apa yang dihidangkan di atas meja. Tapi untuk kondisi tertentu, aku menyesuaikan juga bahwa adakalanya lidah nggak bisa dipaksa menikmati makanan yang kita susah sekali buat telan. Aku gitu juga soalnya. Alhamdulillah, sayuran dan tahu tempe doyan semua, hahaha ...

    BalasHapus
  8. Betul banget pandemi mengajarkan kita banyak hal ya kak, kebersamaan, kerjasama, berhemat segala hal

    BalasHapus
  9. Setuju yg ttg menabung. Pandemi begini, aku tetep selalu menyisihkan 20% buat investasi dan tabungan. Itu hrs sih, Krn ga ada yg tau kapan pandemi bakal mempengaruhi keuangan keluarga. Skr, Alhamdulillah perusahaan suami ga terpengaruh Ama pandemi, gaji dan bonus msh ga berubah. Tapi kalo pandemi ga selesai2, ga menutup kemungkinan akhirnya kami kena. Makanya aku ttp menyisihkan sebagian buat tabungan. Malah kalo bisa diperbanyak. Toh pandemi gini aku ga bisa traveling. Jadi budget traveling aku pindahin ke investasi dulu mba.

    Kalo ttg jajan dan masak di rumah, itu memang kebanyakan selalu masak. 😄. Pernah jajan, tapi ga sering lah. Sesekali aja, biar anak2 ga bosen.

    BalasHapus
  10. Luar biasa, bisa nambah ilmu saya cara berhemat dikala jaman pandemi begini.

    BalasHapus